SEKALI LAGI

Bobi terbangun, setelah sekiranya ada dua gelegar membuat jendela kamarnya bergetar.
Petir yang dibawa hujan pada malam hari adalah yang membuatnya terjaga kini.

Bisa saja memang dia kembali tidur lantas mendengkur, namun kenyataan kadung membuatnya terbentur. Menyadari dengan tiba-tiba bahwa diri tak kunjung berguna, mengamini dengan seketika bahwa mimpinya akan sebatas menjadi mimpi.

Sebelum semuanya semakin memburuk, tiba-tiba Bobi tersentak. Dua bulatan kecil kapas terlontar dan banyak orang berteriak "Allahu Akbar". Bobi kemudian tersenyum. Berusaha bangkit dan berjalan menuju dapur. Meraih pisau dan menghujamkannya. Berkali-kali menuju perut.

Bobi pada akhirnya terjatuh, lemas terkulai.

Gelap.
Gelap.
Gelap.

Singkat cerita Bobi terbangun di padang yang luas. Sejauh mata memandang tidak ada siapa-siapa, kecuali seorang anak kecil yang sedang tertawa. Bobi bertanya kenapa, dia malah berlari dan mengacungkan jari tengah dengan kedua tangannya.

Bobi bingung. Bobi menangis. Sayup terdengar ada suara, menyanyikan sebuah lagu. Lalu dari kejauhan terlihat sebuah layang-layang terbang mendekat, yang berakhir menjadi batu besar ketika tepat di atas kepala Bobi.

Batu tersebut jatuh. Begitu saja. Menindih kuat Bobi sampai yang terdengar hanya suara "kkkkk ... kkkkkk".

Gelap.
Gelap.
Gelap.

Di atas batu tersebut terlihat si anak tadi. Duduk dan bersiul, kemudian bertepuk tangan dan berkata "merdeka".

Comments

Popular posts from this blog

LANTAR SAMAR

AKU SEORANG PILOT

KEMENANGKALAHAN