AMINI AMAN
Karena sejarah hanya milik para pemenang,sementara kemenangan tidak selalu menjadi milik mereka yang benar, bagaimana jika kita selama ini telah dibesarkan dengan kebanggaan semu berbasis loyalitas salah tuju?
Akankah umpat-kutuk menjadi maaf yang diucapkan sambil terbatuk atau tetap menjaga harga diri demi gengsi tetap lestari?
Comments
Post a Comment